Ketapang Kalbar//mediasuaratnipolri.com/
PT. Melinda Pratama putra dan BWS,1,Kalimantan barat,diduga abaikan tanggung jawab.”Proyek pengamanan pantai di dusun sungai tengar,Desa mekar utama,kecamatan Ke,ndawangan, kabupaten Ketapang,Yang diharapkan menjadi solusi mengatasi abrasi pantai menuai kritik tajam dari masyarakat.”Proyek yang bertujuan melindungi wilayah pantai pesisir dari ancaman gelombang besar dan pengikisan tanah, dinilai gagal dalam pekerjaan.”Bahkan mendekati akhir masa kontrak nya pada Desember 2024,”Dibangun dengan anggaran,Rp 19.298.430.000.milyar.”APBN,2024.”Proyek ini seharus nya selesai dalam waktu,225 hari kalender sejak kontrak kerja di mulai,”Pada tanggal 20 mei 2024.”Namun pelaksana oleh,PT, melindo Pratama putra, diduga lamban dan tidak propesional.
Faktor utama nya adalah tidak efisien teknis,seperti pencetakan kubus beton yang dilakukan jauh dari lokasi proyek sehingga memperlambat proses pengangkutan.”Seorang warga dusun sungai tengar,mengatakan kekecewaannya atas kondisi proyek yang terbengkalai”Proyek ini sangat kami harap kan untuk melindungi pemukiman dari gelombang besar,terutama saat musim hujan,namun seperti nya jauh dari kenyataan karna proyek ini seperti di abaikan,ungkap nya.
Warga juga mengatakan ketidakmampuan kontraktor menyelesai proyek sesuai jadwal, mereka berharap proyek ini dapat segera rampung agar memberikan rasa aman bagi warga yang tinggal di sepanjang pantai.”Warga juga mekritik ,balai wilayah sungai,(BWS,1,Kalbar),sebagai pemilik anggaran proyek.”Masyarakat menilai,kurang nya pengawasan ketat ,terhadap pelaksana proyek.”Warga meminta kepada bapak,Hj,Boyman Harun,untuk memberi teguran keras kepada:PT.Melindo Pratama putra.
Proyek ini sangat penting bagi keselamatan warga,namun di biarkan seperti ini.”BWS,1,Kalimantan barat,juga bertanggung jawab atas kelalaian ini.”Tegas salah seorang perangkat desa.”Saat ini proyek ini diawasi oleh konsultan supervisi,CV.centrina Engineering.”Masyarakat meminta pemerintah daerah,termasuk camat, Kendawangan dan kepala desa,mekar utama,untuk terus memantau,mendesak penyelesai proyek sebelum musim hujan mencapai puncak nya.
“Ketidak propesional dalam pekerjaan proyek,menimbulkan keresahan warga tetapi juga menjadi preseden buruk dalam pengelolaan anggaran negara.”Masyarakat mengharapkan,Evaluasi menyeluruh terhadap pihak terkait,agar kejadian ini tidak terulang di proyek yang lain.(Fajri-Tim).